Tanaman hias bukan hanya dapat dijadikan sebagai penghias rumah untuk mempercantik tampilan rumah teapi ada juga beberapa jenis tanaman hias yang dapat dijadikan sebagai obat herbal atau obat tradisional. Berikut beberapa diantaranya.
1. Sambang darah (Hemigraphis alternata (Burm.f) T. Anders)
Tanaman hias ini merupakan tanaman asli khas Indonesia, memiliki beberapa nama penyebutan seperti sarab, remek daging, atau keji beling. Tanaman ini akan tumbuh baik di daerah dataran rendah maupun di daerah pegunungan. Sambang darah ini lebih menyukai lingkungan yang terbuka dengan sinar matahari yang cukup.
Tergolong dalam tanaman perdu dengan pertumbuhan yang cepat. Daun tanaman ini berbentuk bulat telur dengan tepi bergerigi. Bagian atas daun berwarna ungu mengkilat, sedangkan bagian bawah daun berwarna hijau keabu-abuan. Bunganya berukuran kecil, menyerupai terompet, berwarna putih yang muncul di ujung cabang. Bunganya dapat muncul sepanjang tahun. Sambang darah termasuk tanaman yang mudah dalam pemeliharaannya. Tanaman ini seringkali di tanam di pekarangan rumah sebagai tanaman pagr. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan stek batang.
Gambar: Sambang darah (Hemigraphis alternata (Burm.f) T. Anders) (Sumber foto: www.flickr.com) |
2. Puring (Codiaeum variegatum (I.) Bl)
Tanaman hias yang satu ini dikenal juga dengan nama nasalu di daerah Nias, pudieng di daerah Lampung atau dahengora atau daliho di daerah Ternate dan Tidore. Tanaman asli Indonesia ini berasal dari Maluk, yang sekarang telah tersebar luas ke Australia dan daerah-daerah tropika lainnya. Puring akan tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah ssampai pada daerah yang ketinggiannya 1500 meter di atas permukaan laut.
Batangnya dapat mencapai ketinggian sekitar 3 meter dengan cabang yang cukup banyak. Bentuk daun puring beraneka ragam, ada yang bulat panjang, bulat telur, berbentuk kipas, berdaun keriting, dan ada juga yang berbentuk tombak. Warnanya pun beragam, kuning, putih kekuningan, merah kecoklatan atau pun warna-warna campuran. Bunganya tersusun dalam bentuk tandan, panjangnya sekitar 25 cm, tandan ini muncul di ketiak daun. Tanaman yang dapat berbunga sepanjang tahun ini biasanya ditanam di pekarangan rumah atau di sisi-sisi jalan. Untuk mendapatkan batang yang pendek dan bentuk tajuk yang indah sebaiknya tanaman ini harus sering dipangkas. Perbanyakan puring biasanya dilakukan dengan stek batang atau dengan rundukan (merundukkan batangnya di tanah).
3. Lidah Buaya (Aloe vera (L.))
Lidah buaya termasuk tanaman yang mudah ditanam dan pertumbuhannya tergolong cepat. Berasal dari daerah Mediteranean. Pada umumnya dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan, sedangkan di dataran rendah pertumbuhannya kurang bagus, jarang berbunga dan daunnya akan menipis.
Tanaman ini memiliki batang yang pendek, dengan daun berbentuk pedang, berdaging tebal dan tersusun melingkar cukup rapat. Daun lidah buaya berwarna hijau keabuan, dengan kedua sisi berduri dan berlapis lilin. Bunga lidah buaya tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, panjangnya sekitar 100 cm, muncul dari ketiak daun, berwarna kuning. Selain dijadikan sebnagai tanaman hias, lidah buaya juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Sari daunnya sering digunakan sebagai bahan pencuci rambut untuk menyuburkan pertumbuhan rambut. Perbanyakannya dapat dilakukan dengan memisah-misahkan anakannya yang muncul dari pangkal batang, atau dapat juga dengan menggunakan stek batang maupun stek daun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar