Pemulsaan adalah penutupan tanah dengan sisa-sisa tanaman, jerami, sekam, potongan rumput dan bahan sisa lainnya. Pangkasan dari semak-semak legum (seperti semak penahan angin dari Sesbania atau Leucaena) menghasilkan mulsa yang sangat baik karena kandungan nitrogennya yang tinggi sehingga dapat menambah nitrogen tanah.
Sekam padi tidak begitu efektif di lokasi yang berangin. Beberapa petani hanya menggunakan pupuk kandang dan kompos sebagai bahan mulsa, tetapi ini tidak dianjurkan karena banyak dari nitrogennya akan hilang bila pupuk kandang tidak dicampurkan atau dibenamkan ke dalam tanah. Lembaran plastik hitam kadang-kadang juga digunakan untuk menutup tanah, ini bermanfaat di daerah dataran tinggi tetapi di daerah dataran rendah tropika perlakuan ini dapat menjadi sangat panas untuk tanah dan tanaman.
Adapun efek atau pengaruh utama mulsa untuk tanah dan tanaman adalah sebagai berikut:
1. Mulsa melindungi tanah atasan atau top soil dari erosi dan kehilangan struktur yang disebabkan oleh curah hujan yang lebat. Kehilangan struktur dan pergerakan tanah dapat sangat menghambat munculnya semai.
2. Kehilangan lengas berkurang sehingga perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman lebih meningkat.
3. Peningkatan suhu tanah yang tinggi dapat dikurangi.
4. Setelah mengalami dekomposisi atau penguraian, mulsa dapat menambah kandungan bahan organik tanah yang tergantung dari nisbah C/N-nya, dapat memperbaiki atau menahan hara (jika digunakan mulsa berkarbon tinggi seperti jerami, diperlukan tambahan nitrogen untuk menguraikannya sehingga cukup untuk pertumbuhan tanaman berikutnya, diperlukan sekitar 20 g/m pangkat 3 urea.
5. Untuk dampak yang lebih luas, walaupun tidak selalu dapat diasumsikan sama, pemulsaan dapat mengurangi pertumbuhan alang-alang yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Catatan: plastik hitam sangat efektif untuk mencegah pertumbuhan alang-alang.
Leucaena atau lamtoro, semak penahan angin yang baik untuk mulsa (Sumber foto: wildlifeofhawaii.com) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar