Kualitas sayuran tergantung dari beberapa faktor yang bila dikombinasikan akan menentukan dapat diterima atau tidaknya hasil pertanaman oleh pembeli atau konsumen. Kualitas sayuran ini terbagi dalam beberapa kategori yang berbeda seperti:
1. Sifat-sifat yang mudah teramati (dirasakan) seperti kenampakan fisik, warna, tekstur dan ketegaran (turgidity);
2. Sifat-sifat yang kurang mudah diamati (dirasakan) seperti dari aroma dan nilai gizi.
Kualitas sayuran adalah sifat yang tidak stabil yang harus dipertahankan selama suatu jangka waktu tertentu. Usaha untuk mempertahankan kualitas sayuran yang demikian ini akan dapat menguntungkan siapapun dalam rantai produksi hingga konsumen: seperti petani, pedagang perantara, bahkan konsumen sekalipun. Produsen akan diuntungkan dari tambahan pendapatan karena kerugian yang telah ada akan berkurang dari harga setiap unit hasil sayuran yang terjual. Perantara seperti pedagang pengumpul dan pedagang pengecer juga akan mendapatkan keuntungan dalam pengertian finansial, karena perlindungan konsumen atau pelanggan terjamin karena konsumen mendapatkan nilai tambah untuk uangnya maupun keuntungan gizi dari produk yang baik.
Kemerosotan Kualitas Pada Sayuran yang Dipanen
Masalah kemerosotan kualitas sayuran dimulai selama periode pertumbuhan dan berlangsung sampai sesudah hasil dipanen, karena hasil panen itu secara fisiologi masih aktif. Berbagai faktor dalam dan luar menentukan laju kemerosotan dan kehilangan kualitas. Terbagi dalam tiga kategori: pra panen, panen dan pasca panen.
Faktor-Faktor Pra Panen
Meliputi kondisi lingkungan yang berlaku selama pertumbuhan, tingkat kemasaman pada waktu panen, hama dan penyakit tanaman, kultivar yang ditanam, dan tindakan-tindakan budidaya yang digunakan.
Faktor-Faktor Panenan dan Pasca Panen
Cara pemanenan, baik secara mekanik maupun secara manual, akan mempengaruhi tingkat dan tipe pelukaan, kememaran, dan sayatan yang terjadi. Bagian-bagian yang rusak demikian itu merupakan titik-titik masuk bagi jasad renik yang dapat menurunkan kualitas, atau lubang-lubang kehilangan air yang lebih besar dan selanjutnya penurunan ketegaran (turgidity) terutama pada sayuran daun.
Jadi pada dasarnya, cara-cara memperbaiki pemanenan, penanganan, penyimpanan, dan angkutan sayuran dapat disimpulkan sebagai ketentuan dari PKL - Perawatan Kasihsayang Lembut, dan di negara-negara sedang berkembang yang mungkin belum memiliki gudang berpendinginan atau angkutan berpendinginan ini mungkin merupakan faktor yang paling penting dalam kualitas sayuran pasar.
(Sumber foto: brzns.blogspot.com) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar